Crisis Communication Management for the Oil & Gas Industry
ACARA
15 – 16 April 2020 | Rp 5.525.000 di Amaris La Codefin/ Santika Hayam Wuruk, Jakarta
13 – 14 Agustus 2020 | Rp 5.525.000 di Amaris La Codefin/ Santika Hayam Wuruk, Jakarta
19 – 20 Oktober 2020 | Rp 5.525.000 di Amaris La Codefin/ Santika Hayam Wuruk, Jakarta
Jadwal Training 2020 Selanjutnya . . .
Deskripsi Training Crisis Communication Management for the Oil & Gas Industry
Berbagai musibah peristiwa legendaris yang dialami oleh perusahaan oil & gas dunia antara lain kandasnya super tanker Exxon Valdes dipantai Alaska di tahun 1989 yang mencemari 1.300 mil perairan laut dan 600 mil pantai, membunuh beribu berbagai jenis biota laut, memakan waktu ber-tahun-tahun untuk pembersihan dari 40 juta liter tumpahan minyak mentah, menjadikan suatu peristiwa dunia yang penanganannya baik dari teknis penyelamatan dan pelestarian lingkungan, disiarkan oleh berbagai media yang penanganan komunikasinya menjadikan krisis manajemen kontroversial.
Yang tidak kalah kontroversialnya pernyataan CEO British Petroleum, ketika terjadi ledakan, terbakar dan tenggelamnya anjungan lepas pantai, Deep Water Horizon, di teluk Mexico pada tahun 2010; menjadi hujatan media Amerika Serikat sebagai “from crisis to disaster”.
Sabtu, 6 Januari 2018 21:14 WIB. Karawang, (Antaranews Megapolitan) – Lalu lintas Tol Jakarta-Cikampek mengalami macet total akibat sebuah truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM) meledak di KM 51 Karawang, Jawa Barat, Sabtu malam. Pantauan Antara di lokasi melaporkan peristiwa itu berlangsung sekitar pukul 19.15 WIB untuk jalur kendaraan yang mengarah ke Jakarta. Sejumlah saksi mata mengatakan truk jenis kontainer itu merupakan milik PT Pertamina.
Sedang peristiwa pecahnya pipa BBM di teluk Balikpapan lebih ramai siarannya melalui berbagai channel TV dan media cetak lebih-lebih media sosial yang sesungguhnya merugikan citra Pertamina pada waktu itu.
Bisnis.com, 04 April 2018: BALIKPAPAN – Penyebab kebakaran hebat di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur akhir pekan lalu akibat ceceran minyak akhirnya mulai menemui titik terang. PT Pertamina Refinery Unit V Balikpapan memastikan bukan berasal dari ceceran minyak yang tumpah dari buangan kapal, melainkan dari pecahnya salah satu Undersea Pipe Line. Sejauh ini perusahaan migas pelat merah itu masih menghitung total kerugian atas insiden ini. Hanya saja GM Refinery Unit V Pertamina Kalimantan Togar MP, kemarin dalam jumpa pers di Mapolda Kaltim mengatakan terdapat penurunan total produksi mencapai 50% pada primary process. “Sementara untuk secondary process aman. Pipa berukuran 20 inci tebal 12 milimeter dengan usia 20 tahun bocor [diduga] akibat hentakan keras hingga bergeser sekira 120 meter,” jelasnya.
Dua berita kejdian di Indonesia diatas merupakan cuplikan dari banyaknya peristiwa yang dialami baik oleh Pertamina maupun industry oil & gas lainnya yang beroperasi di Indonesia.
Mitigasi risiko terjadi musibah, kecelakaan tentu sangat diperhatikan oleh industri oil & gas, juga secara periodik dilakukan inspeksi dan latihan penyelamatan, pemadam kebakaran scara fisik. Maka juga sangat penting melakukan simulasi dan pemantapan pengetahuan Manajemen Krisis, Isu dan Risiko dalam penanganan ilmu komunikasi, atau public relations.
Tujuan Training Crisis Communication Management for the Oil & Gas Industry
- Be Prepared: Siap menghadapi kemungkinan terjadinya keadaan darurat seperti isu negatif dan musibah fisik yang terjadi di perusahaan maupun kemungkinan terjadi kecelakaan/musibah serta siap menghadapi journalist investigative merupakan keharusan mutlak.
- Be Available: Berada di tempat perusahaan yang mengalami “musibah” atau isu; bukan di tempat kecelakaan atau kebakaran, tetapi di perusahaan dengan “setting” apik. Meskipun menghadapi “musibah” tetap menyediakan diri untuk memberikan keterangan yang proporsional, menjawab pertanyaan dengan strategis dan taktis. Berada di tempat dalam konperensi pers, maupun bila dihubungi secara elektronik, namun ini semuanya dipersiapkan dengan baik terlebih dahulu. Ada di tempat dengan dokumen lengkap (press release).
- Be Credible: Data kecelakaan/isu semuanya lengkap, bila belum tersedia secara taktis dapat menjanjikan agar dapat disampaikan dalam waktu singkat. Percaya Diri, karena apa yang terjadi dapat diatasi. Risiko terjadinya keadaan darurat lainnya dapat terjadi kapanpun. Karena sebab itu, setiap business unit dalam perusahaan/instansi/pabrik/industri harus mempunyai SOP, dan setiap anggota unit manufaktur maupun instansi apapun serta manajemen pendukungnya secara periodik mutlak diikutkan dalam pelatihan, sehingga siap menangani dan membantu secara efektif dalam disaster recovery serta siap ikut serta dalam program damage control.
Target Training Crisis Communication Management for the Oil & Gas Industry
- CEO/PresDir/Direksi/Pucuk Pimpinan/General Manager
- Manager dan Team Divisi Komunikasi/Public Relations/ Kehumasan
- Manager dan staf Kecelakaan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) / Health, Security & Environment Safety (HSES)
- Human Capital dan team SDM
- Plan & Factory Manager serta Quality Assurance Manager
- Finance Manager/Corporate Secretary/General Affairs Manager
- Secretaries/Front Liners & Field Security Officers
- Mereka itu yang berkarya dan siap di industri BBM, minyak dan gas bumi; yang bertanggung jawab dalam pengangkutan dan pelayanan di bandara dan di pelabuhan. Mereka yang bertanggung jawab dalam ke maritiman dan eksplorasi serta penambangan lepas pantai.
Metode Training Crisis Communication Management for the Oil & Gas Industry
- Menekankan pada studi kasus legendaris dan kemungkinan terjadinya krisis di perusahaan para peserta
- Presentasi power point dan video
- Menyiapkan dan mencatat strategi dan taktik menghadapi krisis
- Diskusi interaktif dan problem solving
Materi Training Crisis Communication Management for the Oil & Gas Industry
- Peserta diikutkan menyimak studi kasus yang mengalami krisis sebagai bahan acuan the do and don’t; apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak harus dilakukan. Materi berkonsentrasi pada Manajemen Krisis dari tinjauan Ilmu Komunikasi, menyiapkan peserta dapat berkomunikasi secara efektif pada semua pemangku kepentingan (stakeholders), terutama menyiapkan diri mengahadapi media/jurnalis yang karena sifat tugas mereka harus “banyak bertanya” dan mendapatkan berita yang terkini, maka dipersiapkan siapapun yang ditugaskan menghadapi media secara meyakinkan dan benar bertanggung-jawab; sehingga berita yang disiarkan merupakan bagian dari disaster relieve serta persiapan dalam damage control. Apa yang disiarkan langsung, life/real time, baik oleh TV, Radio maupun Cyber/IT Communication; agar menghasilkan opini publik yang positif.
- Bagi industri maritim dan kepelabuhan merupakan keharusan agar setiap saat siap menghadapi kemungkinan terjadinya keadaan darurat kebakaran maupun kemungkinan terjadi kecelakaan/musibah lainnya.
- Selain simulasi fisik pemadaman dan penyelamatan dalam kebakaran dan kecelakaan yang ditangani oleh divisi K3L (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan); diperlukan juga kesiapan menghadapi pertanyaan baik dari pengusaha, masyarakat luas terlebih menghadapi media/jurnalis yang dapat memberitakan peristiwa musibah demikian secara tidak proporsional.
- Agar petugas lapangan terutama team kehumasan (Div. Komunikasi) instansi dan perusahaan lebih siap, dapat dilakukan pelatihan 2 (dua) hari yang selain materi diatas juga diberikan latihan menghadapi musibah, kecelakaan, pengaduan serious juga penanganan limbah agar diberitakan dengan efektif dan proporsionil, untuk itu perlu pelatihan media simulasi. Dalam pelatihan demikian para peserta dilatih menghadapi interview dan kejaran pertanyaan investigative jurnalists, melatih ”the dos and don’ts” apa yang harus diberitahukan dan apa yang tidak perlu dijawab, termasuk teknik menghadapi interview.
- Dalam pelatihan 2 (dua) hari demikian juga dilakukan simulasi press conference dan melatih spoke person menghadapi wartawan TV serta wartawan luar negeri.
SESI TRAINING
- Presentasi dan pembelajaran melalui video beberapa case studies oil & gas crisis.Diskusi interaktif menmahami Risiko, Isu, dan Manajemen Krisis.
- Studi kasus yang mungkin pernah dialami dalam perusahaan peserta
- Media Relations, bagian sangat penting membina hubungan baik dengan media
- Strategi penulisan press release dan penulisan berita follow-up
- Menyiapkan daftar Do and Don’t juga Frequently Asked Questions (F&Q)
- Media Simulation, dimana journalists investigative dengan mike dan camera ”mengancam” pimpinan perusahaan atau manajer pelaksana divisi public relations/ divisi communication juga kemungkinan karyawan lain
- Re-run tayangan media simulation dengan koreksi dan penyempurnaanya, sekali lagi media simulation untuk melihat hasil perbaikaannya
- Questions & Answers yang harus disiapkan dan rapp-up sesi-sesi yang telah dilaksanakan.
Fasilitator
Ludwig Suparmo,
berpengalaman 36 tahun sebagai Communication Strategist dalam Crisis Manangement & Conflict Resolution dan pelatihan simulasi untuk perusahaan Multi National (Internasional) maupun perusahaan BUMN dan swasta nasional. Di tahun 1990 ditugaskan sebagai Trade Officer di British Embassy khusus menangani Oil & Gas Industry. Belajar dari Reputation Management Agency dan Public Relations Agencies ternama. Mantan dosen di berbagai Perguran Tinggi dalam mata kuliah Issues & Crisis Management. Wisudawan Cum Laude Master dalam Ilmu Komunkasi.
Penulis buku edisi revisi: Manajemen Krisis, Isu, dan Risiko dalam Komunikasi.
- 15 – 16 April 2020
- 13 – 14 Agustus 2020
- 19 – 20 Oktober 2020
- 21 – 22 Desember 2020
Lokasi Training
Amaris Hotel La Codefin / Neo Hotel – Kebayoran / Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk, Jakarta (Tentative)
Biaya Training
- Rp. 4.450.000 ,- (REG for 3 person/more; payment 1 week before training)
- Rp. 4.650.000 ,- (REG 2 weeks before; payment 1 week before training)
- Rp. 5.150.000 ,- (On The Spot; payment at the latest training)
- Rp. 5.525.000 ,- (Full fare)
Crisis Communication Management for the Oil & Gas Industry